Skip to content

Buah Tangan Buddha, Jeruk yang Unik dan Harum

Seledri.Com – Buah Tangan Buddha, Jeruk yang Unik dan Harum. Buah Tangan Buddha (Citrus medica var. sarcodactylis), juga dikenal sebagai Fingered Citron, adalah buah jeruk yang menarik yang dipuja karena bentuknya yang unik dan harumnya yang menyenangkan. Buah kuno ini berakar kuat dalam budaya Asia dan telah masuk ke dapur, kebun, dan praktik tradisional di seluruh dunia. Artikel ini membahas asal-usul, penampilan, penggunaan kuliner, manfaat kesehatan, dan makna budaya Buah Tangan Buddha.

Buah Tangan Buddha, Jeruk yang Unik dan Harum

Buah Tangan Buddha lebih dari sekadar buah yang tampak unik; buah ini adalah simbol tradisi, budaya, dan keserbagunaan kuliner. Dengan bentuknya yang khas, aroma yang memikat, dan manfaat kesehatannya, buah kuno ini terus menarik perhatian dan menginspirasi, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di Timur dan Barat

1. Asal Usul dan Penampakan Buah Tangan Buddha

Akar Kuno dan Latar Belakang Sejarah
Buah Tangan Buddha adalah salah satu varietas jeruk tertua, yang asal usulnya dapat ditelusuri kembali ke India dan Tiongkok. Catatan sejarah menunjukkan bahwa buah ini telah dibudidayakan selama lebih dari 2.000 tahun dan sangat dihargai dalam budaya Buddha dan Hindu. Buah ini dianggap sebagai simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan umur panjang, sering kali disajikan sebagai persembahan di kuil dan upacara keagamaan. Seiring berjalannya waktu, buah ini menyebar ke bagian lain Asia, khususnya Jepang, yang dikenal sebagai “Bushukan.”

Bentuk dan Fitur Khas
Buah Tangan Buddha diberi nama yang tepat karena bentuknya yang mencolok, menyerupai tangan dengan “jari-jari” yang memanjang. Buah ini tidak memiliki daging buah atau sari buah di bagian tengah, sehingga sangat berbeda dari varietas jeruk tradisional. Kulitnya berwarna kuning cerah dan sedikit bertekstur, dengan empulur yang tebal dan aromatik. “Jari-jari” buah ini dapat bervariasi dalam panjang dan bentuk, sehingga menciptakan tampilan yang memikat secara visual. Beberapa buah memiliki jari-jari yang rapat, sementara yang lain memiliki ruas yang lebih terbuka dan menyebar.

Sifat Aromatik yang Unik
Yang membedakan Buddha’s Hand dari buah jeruk lainnya adalah aromanya yang sangat harum. Buah ini sering digambarkan memiliki aroma manis, bunga, dan seperti lemon, yang semakin kuat saat buah matang. Minyak atsirinya, yang terkonsentrasi di kulitnya, sangat dihargai karena kualitas aromatiknya, membuat buah ini populer dalam parfum, dupa, dan wewangian rumah. Aroma unik ini menambah daya tarik dan keserbagunaan buah ini dalam aplikasi kuliner dan non-kuliner.

2. Pemanfaatan Kuliner Buah Buddha’s Hand

Kulit dan Penyedap dalam Hidangan
Salah satu pemanfaatan kuliner utama Buddha’s Hand adalah sebagai kulit atau bahan penyedap. Kulit buahnya kaya akan minyak atsiri, sehingga sangat cocok untuk diparut atau dikupas untuk menambahkan semburat rasa jeruk pada hidangan. Tidak seperti buah jeruk lainnya, Buah Tangan Buddha tidak memiliki empulur putih pahit di bawah kulitnya, yang berarti buah ini dapat digunakan langsung dalam resep tanpa risiko menambah rasa pahit. Kulit buahnya dapat dimasukkan ke dalam salad, bumbu rendaman, saus, dan makanan panggang untuk meningkatkan rasa dengan sedikit rasa jeruk.

Infus dan Minuman
Buah Tangan Buddha juga umum digunakan untuk mencampur minuman beralkohol, sirup, dan teh. Di Jepang, irisan buahnya dicampur dengan sake, sehingga menghasilkan minuman keras yang harum dan beraroma. Buah ini juga dapat ditambahkan ke vodka, gin, atau rum, yang minyak atsirinya memberikan aroma manis dan lemon pada alkohol. Selain itu, irisan atau kulit Buah Tangan Buddha dapat digunakan untuk membumbui teh herbal, sehingga memberikan rasa yang menyegarkan dan menyegarkan pada minuman panas.

Awet dan Manisan
Penggunaan kuliner populer lainnya dari Buah Tangan Buddha adalah dalam pembuatan kulit jeruk manisan. Kulit buahnya yang tebal dan tanpa empulur sangat ideal untuk permen, menghasilkan camilan manis dan kenyal yang dapat dinikmati begitu saja atau digunakan sebagai hiasan untuk kue dan hidangan penutup. Awet Buah Tangan Buddha, termasuk marmalade dan selai, juga dibuat dengan merebus buah dengan gula untuk menghasilkan olesan yang tajam dan aromatik.

3. Manfaat Kesehatan dari Buah Tangan Buddha

Kandungan Antioksidan dan Vitamin C yang Tinggi
Buah Tangan Buddha, seperti buah jeruk lainnya, kaya akan antioksidan dan vitamin C. Meskipun daging buahnya tidak berair, kulit dan empulurnya mengandung banyak bioflavonoid, yang membantu melawan stres oksidatif dalam tubuh. Vitamin C sangat penting untuk kesehatan kekebalan tubuh, regenerasi kulit, dan pembentukan kolagen, menjadikan Buah Tangan Buddha sebagai tambahan yang berharga untuk diet kaya nutrisi.

Sifat Anti-Peradangan dan Antimikroba
Minyak esensial dalam Buah Tangan Buddha telah diteliti potensi manfaatnya bagi kesehatan, khususnya sifat anti-peradangan dan antimikroba. Citral, limonene, dan senyawa lain yang ditemukan dalam kulit buah telah terbukti efektif dalam mengurangi peradangan dan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur berbahaya. Hal ini menjadikan Buah Tangan Buddha tidak hanya sebagai bahan yang beraroma tetapi juga sebagai obat alami yang potensial untuk berbagai penyakit.

Kesehatan Pencernaan dan Pengobatan Tradisional
Buah Tangan Buddha telah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi masalah pencernaan, seperti gangguan pencernaan, mual, dan kram perut. Buah ini diyakini dapat merangsang nafsu makan, meningkatkan pencernaan, dan meredakan kembung. Sediaan herbal yang terbuat dari Buah Tangan Buddha masih digunakan hingga saat ini di beberapa budaya Asia untuk mendukung kesehatan pencernaan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

4. Makna dan Simbolisme Budaya

Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran
Dalam banyak budaya Asia, Tangan Buddha dianggap sebagai simbol keberuntungan, kemakmuran, dan umur panjang. Bentuknya yang khas, menyerupai tangan dalam gerakan memberkati, sering dikaitkan dengan tangan Buddha dalam pose memberi atau mempersembahkan. Karena itu, buah ini biasanya dipajang di rumah-rumah dan kuil selama perayaan Tahun Baru dan upacara keagamaan, yang diyakini membawa kebahagiaan dan perlindungan bagi rumah tangga.

Penggunaan dalam Persembahan Keagamaan
Keterkaitan buah ini dengan agama Buddha dan spiritualitas sudah ada sejak berabad-abad lalu. Di kuil-kuil Buddha, Tangan Buddha sering dipersembahkan sebagai gerakan simbolis rasa hormat dan penghormatan. Buah ini diletakkan di altar sebagai persembahan kepada dewa dan leluhur, dengan keyakinan bahwa aroma dan bentuknya akan menyampaikan berkat dan harapan baik. Praktik ini terutama menonjol di Tiongkok, Jepang, dan wilayah lain di Asia Tenggara.

Pemanfaatan Artistik dan Dekoratif
Selain makna spiritualnya, Buah Tangan Buddha juga dikagumi karena daya tarik estetikanya. Penampilan buah yang mencolok telah menginspirasi berbagai bentuk seni, termasuk lukisan, patung, dan ukiran. Dalam budaya kontemporer, Buah Tangan Buddha sering digunakan sebagai pusat dekorasi rumah, menghadirkan unsur alam dan tradisi ke dalam ruang keluarga. Warnanya yang cerah dan bentuknya yang eksotis menjadikannya tambahan yang memikat secara visual untuk setiap pengaturan.

5. Menanam dan Memanen Buah Tangan Buddha

Kondisi Tumbuh yang Optimal
Pohon Buah Tangan Buddha tumbuh subur di iklim subtropis yang hangat, membutuhkan tanah yang dikeringkan dengan baik dan sinar matahari penuh. Pohon ini biasanya tumbuh di daerah dengan musim dingin yang ringan dan musim panas yang panas dan lembap. Pohon ini relatif kuat dan dapat mentolerir embun beku ringan, tetapi paparan suhu dingin yang berkepanjangan dapat merusak buahnya. Selain cuaca hangat, Buah Tangan Buddha membutuhkan penyiraman yang konsisten dan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penyakit jamur.

Perbanyakan dan Perawatan Pohon
Perbanyakan Buah Tangan Buddha biasanya dilakukan melalui pencangkokan atau pencangkokan pada batang bawah. Metode ini membantu memastikan produksi pohon yang sehat dan kuat. Setelah tumbuh, pohon Buah Tangan Buddha memerlukan pemangkasan rutin untuk mempertahankan bentuknya dan mendorong produksi buah. Pohonnya dapat tumbuh hingga setinggi 10 kaki dan mulai berbuah dalam waktu 3 hingga 5 tahun. Buah yang matang dipanen pada akhir musim gugur hingga awal musim dingin, tergantung pada wilayah dan iklim.

Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen
Bentuk unik Buah Tangan Buddha membuat proses pemanenan menjadi rumit. Buahnya biasanya dipetik dengan tangan untuk menghindari kerusakan pada “jari” atau memar pada kulit. Setelah dipanen, Buah Tangan Buddha dapat disimpan di tempat yang sejuk dan kering selama beberapa minggu. Untuk mempertahankan aromanya, sebaiknya buah dijauhkan dari sinar matahari langsung dan kelembapan yang berlebihan. Penanganan dan penyimpanan yang tepat membantu menjaga aroma dan kualitas buah untuk waktu yang lama.

Tentang jenis dan fakta menarik seputar buah-buahan dari seluruh belahan dunia, lihat artikel, Daftar Lengkap Nama Buah Buahan dari Seluruh Dunia. Artikel blog post lainnya: Buah Melon Horned, Kenikmatan yang Menyegarkan.

FAQ (Frequently Asked Question) yang terkait tentang Buah Tangan Buddha

Berikut enam FAQ tentang Buah Tangan Buddha atau Buddha’s Hand, Jeruk yang Unik dan Harum, yang mencakup berbagai aspek buah yang sangat bermanfaat ini dan FAQ ini dapat membantu anda lebih mengenal Buah Tangan Buddha, Jeruk yang Unik dan Harum.

Apa kegunaan buah Buah Tangan Buddha?

Buah Tangan Buddha terutama digunakan untuk kulit dan kulitnya yang harum. Buah ini merupakan bahan yang populer untuk memberi rasa pada hidangan, membuat kulit jeruk manisan, dan untuk membuat minuman beralkohol. Buah ini juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan persembahan keagamaan karena aromanya dan bentuknya yang simbolis.

Bisakah buah Buah Tangan Buddha dimakan mentah?

Buah Tangan Buddha tidak memiliki daging buah dan sari buah, jadi tidak dimakan dengan cara yang sama seperti buah jeruk lainnya. Namun, kulitnya dapat dikonsumsi, terutama jika dibuat manisan atau digunakan sebagai kulit buah. Kulit buahnya tidak pahit, sehingga ideal untuk penggunaan kuliner langsung.

Seperti apa rasa Buah Tangan Buddha?

Buah Tangan Buddha memiliki rasa yang agak manis, seperti bunga, dan seperti lemon. Daya tarik buah ini terletak pada aromanya yang kuat daripada rasanya, karena daging buahnya tidak berair. Kulit buahnya biasanya digunakan untuk menambahkan rasa jeruk pada resep.

Bagaimana cara menyimpan buah Buah Tangan Buddha?

Buah Tangan Buddha harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung untuk menjaga aromanya dan mencegah pembusukan. Buah ini dapat bertahan selama beberapa minggu jika disimpan di lingkungan yang sesuai dengan ventilasi yang baik.

Di mana Buah Tangan Buddha dapat ditemukan?

Buah Tangan Buddha terutama tumbuh di Tiongkok, India, dan Jepang, tetapi juga dapat dibudidayakan di wilayah subtropis di seluruh dunia. Buah ini tersedia di toko kelontong khusus dan pasar yang menjual buah-buahan eksotis dan semakin populer di kalangan pecinta kuliner.

Apakah buah Buah Tangan Buddha digunakan dalam pengobatan tradisional?

Ya, Buah Tangan Buddha telah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi masalah pencernaan dan kondisi pernapasan. Kulit buahnya diyakini dapat merangsang nafsu makan, meningkatkan pencernaan, dan meredakan mual, sehingga menjadikannya obat alami yang berharga.

Tags:

Related Ads: